subak bali merupakan sistem irigasi yang mengandalkan asas gotong royong dan kekeluargaan subak bali memiliki sistem irigasi yang unik dengan kearifan lokal
Source: Subak Bali – Mengenal Subak Lebih Dalam Sebagai Bukti Kearifan Lokal Di Bali
Subak merupakan organisasi kemasyarakatan yang bertugas mengurus sistem pengairan sawah yang diterapkan dalam pertanian padi di Bali, Indonesia. Subak ini biasanya mempunyai pura yang disebut Pura Uluncarik ataupun Pura Bedugul yang khusus didirikan oleh petani dan diperuntukkan untuk dewi kemakmuran & kesuburan Dewi Sri. Sistem pengairan subak ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga merupakan seorang petani di Bali.
UNESCO sendiri menilai, Subak sebagai sistem irigasi telah mampu mempertahankan budaya asli bahkan menjadi perekat sosial masyarakat Bali. Tentu pengesahan ini menjadi puncak kegembiraan masyarakat Bali dan sekitarnya, setelah 12 tahun memperjuangkan agar Subak menjadi salah satu budaya Indonesia yang diakui dunia.
Museum Subak merupakan satu-satunya museum yang mengetengahkan hal-ihwal pertanian di Bali. Di museum ini dipamerkan miniatur subak lengkap dengan gambar-gambar proses pembuatannya, seperti tahapan menemukan sumber mata air, proses pembuatan terowongan air, pembangunan bendungan, dan pembuatan saluran penghubung yang akan digunakan mengalirkan air ke sawah-sawah penduduk. Museum Subak juga memiliki data audio visual mengenai proses budidaya padi mulai dari musyawarah anggota subak, kesepakatan pengaturan air, hingga ritual keagamaan untuk memohon kesuksesan panen.
Keberhasilan subak dalam panen terbukti melalui statistik hasil pertanian 1934-1981 yang dikeluarkan IPB. Bali selalu menempati posisi di atas Jawa dan Madura untuk hasil panen nasional. Keberhasilan itu mendorong pemerintah daerah membangun museum subak pada 1981. Turis di Bali pun mulai tertarik mengenal subak. Sayangnya, campurtangan pemerintah terhadap subak sejak 1981 sempat menurunkan hasil panen. Meski demikian, subak tetap terbukti mampu memberikan andil pada hasil panen dan kunjungan wisatawan di Bali. Lebih dari itu, subak tak sekadar praktik ekonomi, tapi juga sosial, hukum, dan agama.